Wartaagro.com - Pir menjadi salah satu buah berpamor tinggi lantaran memiliki kandungan nutrisi dan manfaat yang cukup banyak bagi kesehatan. Kadar airnya tinggi serta memiliki rasa yang manis.
Beberapa manfaat buah pir bagi kesehatan termasuk membantu dalam menurunkan berat badan, meningkatkan pencernaan, meningkatkan kesehatan jantung, mengatur kadar cairan tubuh, hingga mengurangi tekanan darah.
Buah yang berasal dari Eropa, Asia Timur, dan Afrika Utara ini masuk golongan genus Pyrus. Cukup banyak spesies pohon dari genus Pyrus yang ditemukan.
Lantaran menjadi salah satu buah impor yang cukup banyak peminatnya, sejumlah pembudidaya mencoba membiakkan tanaman ini di Indonesia. Salah satu pembudidayanya adalah Welly Siswanto, pemilik Bernike Garden di Kandangan, Kediri, Jawa Timur.
Welly mulai mencoba membibitkan pir sejak empat tahun terakhir. "Di Malang sudah banyak yang menanam apel, jadi saya mencoba membibitkan pir yang karakteristiknya mirip dengan apel," ujarnya.
Dia bercerita, dalam setahun terakhir permintaan bibit pir mulai menanjak, meski belum rutin datang setiap bulan. Welly membudidayakan jenis pir lokal yang berwarna cokelat. Dia juga membudidayakan pir dengan mengimpor bibit dari Thailand yang saat ini sedang dalam proses ujicoba.
"Di Indonesia belum banyak orang yang membudidayakan tanaman pir. Jadi, mereka yang membeli dari saya memang berniat untuk menjadi petani pir pertama di daerah masing-masing," imbuhnya.
Welly menjual bibit pir lokal seharga 30.000 hingga Rp 40.000 per bibit. Sementara bibit pir impor mencapai Rp 200.000 per bibit karena ini merupakan bibit unggul dan masih belum banyak yang menjualnya di sini.
Harga jual buah pir yang ia datangkan dari Thailand juga cukup tinggi. "Harganya sekitar Rp 30.000 per kg," bebernya.
Welly pernah mendapatkan pesanan dari Yogyakarta sekitar 400 bibit pir lokal. Jika dihitung, omzetnya mencapai Rp 16 juta. Sementara dari Wonosobo juga ada calon pembudidaya yang membeli sekitar 200 bibit pir Thailand.
F. Rahardi, pengamat agribisnis, berpendapat, biasanya satu pohon buah pir bisa menghasilkan satu kuintal buah pir ketika pohon sudah mencapai ketinggian dua meter. Namun jika diteliti, rasa buah pir yang dibudidayakan di Indonesia berbeda dengan negara asalnya di Eropa yang lebih manis. "Di Indonesia pir memiliki rasa agak asam," katanya.
Pir hanya bisa di kembangkan di dataran tinggi. Buah ini hanya bisa tumbuh pada dataran tinggi di atas 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), seperti di Malang ataupun Nusa Tenggara Timur.
Iklim sedang untuk tumbuh maksimal
Budidaya pir dilakukan di daerah beriklim sedang. Di Indonesia hanya segelintir petani yang menggarap budidaya pir lantaran iklim tropis dan suhu udara yang relatif tinggi.
F. Rahardi mengatakan, cukup sulit membudidayakan buah pir di Indonesia. Hanya daerah-daerah tertentu yang kemungkinan cocok untuk ditanami pohon pir, seperti Malang, Jawa Timur, atau Nusa Tenggara Timur.
Karakter tanaman ini hanya kuat pada suhu 24 derajat Celcius di siang hari dan 14 derajat Celcius di malam hari.
Meski sulit mencari daerah yang cocok untuk membudidayakan tanaman ini di Indonesia, cara pembudidayaannya tidak terlampau sulit. Relatif sama dengan apel, tanaman pir bisa dikembangkan dengan cara setek atau cangkok. "Bisa juga menanam bibit buahnya," kata dia.
Di negara asalnya, pada musim gugur pohon buah pir akan rontok daunnya. Biasanya pada usia tanaman 1,5 tahun mulai tumbuh bunga-bunga bakal buah. Kemudian setahun setelahnya akan mulai tumbuh buahnya.
Edy Susanto, pemilik Tebuwulung Nursery di Bogor mengatakan, sebelum menanam bibit, lahan harus disiapkan terlebih dahulu. Lahan yang akan ditanami sebaiknya dicampur dulu dengan pupuk kandang.
Perbandingannya: satu ember untuk satu lahan bibit. Setelah itu bibit ditanam kemudian disiram dengan air secukupnya.
Pada musim hujan, penyiraman tidak perlu dilakukan setiap hari. Sedangkan pemupukan, sebaiknya dilakukan dalam interval sekitar satu bulan.
"Pupuknya bisa memakai pupuk kandang. Jika mau pakai NPK, cukup dua sendok makan," tutur Welly Siswanto, Pemilik Bernike Garden.
Menurut Welly, buah pir tidak mengenal musim sehingga bisa dipanen sepanjang tahun. "Tapi itu bisa dilakukan asal menggunakan teknik tanam tertentu yang memungkinkan untuk bisa panen sepanjang tahun," ungkapnya.
Agar hasil panen buah pir bisa lebih optimal, bisa melakukan teknik okulasi. Itu dilakukan dengan cara menempelkan tunas ke pohon lain. Pohon lain yang umumnya ditempeli adalah pohon apel.
Selain itu secara berkala pembudidaya bisa mengurangi batang ataupun daun ketika calon buah mulai besar. "Dengan teknik ini, energi pohon yang diserap akar terfokus untuk pembesaran buah," imbuh Welly.
Karena sulit mencari lokasi pembudidayaan yang cocok, Rahardi bilang, pasar pir masih belum bisa tergambar. Pembudidaya harus cermat melihat varietas pir yang dibudidayakan.
Sumber: wartaagro.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar